Wahai Gundah, pergilah.
Bawalah resah terkunci rapat.
Ke ruang yang jauh di tengah arungan kelumit pikiran yang tak akan pernah terjangkau.
Duhai Semangat, teruslah menetap.
Buang jauh-jauh prasangka tak menentu.
Ke tempat yang jauh dimana minda tak pernah terbersit untuk menengoknya kembali.
Otak dan tubuh ini telah mengerahkan sekuat-kuat nya daya.
Di tengah minimnya harapan dan apresiasi.
Percayalah karma tidak pernah berkhianat.
Ku harap atma ini masih mampu terus berpacu.
Karena tempat peristirahatan terbaik adalah nanti,
di surga sana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengapa Penerapan New Normal Policy Bukan Ide Yang (Terlalu) Buruk
Judul di atas mungkin terdengar terlalu bombastis dan juga kontroversial. Banyak yang akan mengerenyitkan dahi dan berpikir bahwa ini adal...
-
Mahasiswa dengan berjuta kegiatannya. Ekonomi dan istilah-istilah pentingnya. Kedua hubungan itu adalah hal-hal menarik dan cukup dek...
-
Tulisan ini didedikasikan kepada salah seorang teman baik yang entah kenapa jalan cintanya tak pernah selancar tol cipularang Aku yang terl...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar