Sikap Ekspresif Menjurus Exhibitionist


Source: http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/exhibitionist

Kalimat di atas saya rasa cukup mendeskripsikan dengan jelas apa itu exhibitionist. Suatu terminologi yang hampir jarang ada padanan kata nya dalam Bahasa Indonesia yang baku, setidaknya dengan ilmu bahasa saya yang amat dangkal.

Tapi sayangnya, tidak membutuhkan kecerdasan setingkat Tesla untuk dapat menerjemahkannya secara simpel ke dalam Bahasa Indonesia sehari-hari.
Mudahnya, jika kamu bertingkah berlebihan, bertindak berlebihan, berbuat berlebihan, dan melakukan sesuatu apapun secara berlebihan hingga menarik perhatian publik, tentu kamu telah menjadi manifestasi dari kata benda di atas.

Apakah menjadi exhibitionist adalah sesuatu yang buruk?

Oh tentu tidak sama sekali.

Hingga mencapai titik didih muak tertentu yang dapat ditolerir khalayak ramai, tindakan exhibitionist mungkin masih bisa dianggap sebagai sikap ekspresif yang menggambarkan perasaan hati seorang manusia.

Perasaan yang dimaksud tentu bisa bermacam-macam. Bisa mencakup kesenangan, kesedihan, kesepian, atau kegalauan karena sedang dalam proses mencari jati diri. Semuanya sama saja selama output yang ditimbulkan dapat menimbulkan outcome yang negatif di masyarakat. Sehingga sikap ekspresif telah dapat membuat sang pelaku dikategorikan sebagai seorang exhibitionist.

Sebenarnya ini adalah sesuatu yang lucu dan selalu dapat menjadi bahan olokan di lingkungan pergaulan. Sayangnya, pelaku exhibitionist juga seringkali tidak sadar bahwa perilakunya telah menjadi cibiran. Sehingga untuk tetap membiarkannya juga seakan-akan bagi kita hanya akan menimbun dosa, terlebih apabila kita kenal dengan sang pelaku.

Apakah ini bisa diobati?

Tenang saja, ini bukan penyakit akut. Ini hanya sikap ekpresif yang berlebihan dan memuakkan. Ingat pelajaran PMP/PPKn/PKn di tingkat SD?

"Apabila ada teman yang berbuat kesalahan, maka kita harus menasihatinya secara baik-baik."

Namun hingga titik muak tertentu, exhibitionist yang kita bahas dalam tulisan ini memiliki potensi untuk menjadi sangat akut, hingga cukup parah untuk dapat memiliki arti yang melebar seperti ini:

"Exhibitionism means the unwelcome exposure of the sex organs to others, usually strangers, in order to obtain some sexual or emotional satisfaction. This behavior is quite often compulsive. Most exhibitionist are males."

Source: Some Examples of Problematic Sexual. Magnus Hirschfeld archive for sexology. 17 September 2006.

Sangat menjijikkan, bukan?

Di titik inilah kita dapat menelurkan asumsi bahwa sang pelaku akan sangat sulit untuk disembuhkan.

Jadi?


Tetap jaga diri ya, teman-teman semuanya!

1 komentar:

Mengapa Penerapan New Normal Policy Bukan Ide Yang (Terlalu) Buruk

Judul di atas mungkin terdengar terlalu bombastis dan juga kontroversial. Banyak yang akan mengerenyitkan dahi dan berpikir bahwa ini adal...